Manado - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado telah menyelesaikan debat Pilkada 2024. Debat terakhir berlangsung pada Rabu (20/11/2024).
Debat ini diikuti oleh paslon nomor urut 1, Andrei Angouw-Richard Sualang; nomor urut 2, Benny Parasan-Bobby Daud; nomor urut 3, Jimmy Rimba Rogi (Imba)-Christo Ivan Lumentut; dan nomor urut 4, Audy Karamoy-Lucky Datau.
Tema debat kali ini adalah Tata Kelola Pemerintahan dan Keuangan Daerah, Reformasi Birokrasi, Ketertiban Wilayah dan Penegakan Hukum.
“Diharapkan para paslon bisa meyakinkan masyarakat Manado sebagai pemilih,” kata Ketua KPU Manado, Ferley Kaparang.
Pada pertanyaan terkait upaya penanganan kriminalitas di Kota Manado, pernyataan menarik muncul dari Imba. Jika terpilih menjadi Wali Kota Manado, ia akan mencarikan pekerjaan termasuk memberikan proyek pemerintahan kepada anak muda yang menganggur hingga para preman.
Hal itu bertujuan untuk mengurangi angka kriminalitas. Namun, Andrei tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
“Setiap orang punya keahlian masing-masing. Hati-hati menjadikan preman sebagai kontraktor. Kalau kerjaannya tidak benar bisa masuk penjara sama-sama,” terangnya sambil tertawa.
Debat semakin panas ketika sesi tanya jawab antar palson berlangsung. Andrei Angouw mempertanyakan soal status Imba yang merupakan mantan narapidana korupsi.
Padahal, para paslon sudah diperingatkan agar mengajukan pertanyaan sesuai dengan tema debat kali ini dan tidak menyerang secara personal.
Para pendukung langsung riuh hingga harus ditenangkan oleh moderator. Moderator pun mempersilakan Imba untuk menjawab pertanyaan Andrei jika sekiranya relevan. Imba sendiri tak menampik bahwa dirinya merupakan mantan napi korupsi.
Namun, ia sudah menyelesaikan masa hukuman hingga dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti kontestasi Pilkada 2024.
“Tapi jangan lupa Saudara datang ke rumah saya 3 tahun lalu, mengemis-ngemis minta dukungan kepada saya. Jadi Anda bisa menjadi wali kota dengan dukungan mantan napi,” jelas Imba.
Laporan keuangan daerah menjadi salah satu topik yang kerap diperbincangkan di debat kali ini. Benny sempat bertanya kepada Andrei tentang transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan daerah selama ini.
Andrei pun menjawab sejauh ini pihaknya selalu memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ketika audit setiap tahun.
“Tapi masih banyak temuan-temuan yang harus diperbaiki kedepan. Karena saya di Banggar 20 tahun jadi saya tahu,” tambah Benny.
Hal yang sama juga sempat dibahas oleh Audy Karamoy. Ia menyebut bahwa laporan keuangan daerah harus dibuka untuk umum. “Jangan sembunyi-sembunyi supaya semua orang bisa melihat,” tutur Audy.
Benny Parasan sempat mendapat pertanyaan dari Imba terkait alokasi APBD Manado untuk program kesejahteraan masyarakat.
Imba meminta pendapat Benny yang merupakan mantan anggota DPRD Manado.Menurut Benny, alokasi APBD merupakan salah satu bentuk politisasi anggaran oleh pemda.
Jika memang fokus pemda adalah untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat, program-program seperti bantuan sosial hingga dana hibah perlu ditingkatkan.
“Saya kira kalau dari sisi keadilan saat ini sudah terlaksana, namun masih perlu ditingkatkan,” ucap Benny. (*)