Susi Sigar |
PILKADA - Black campaign merupakan model kampanye dengan cara membuat suatu isu atau gosip yang ditujukan kepada pihak lawan, tanpa didukung fakta atau bukti yang jelas (fitnah).
Menjadi korban black campaign dialami Susi Sigar, saat elektabilitas dan popularitasnya ditengah masyarakat Kabupaten Minahasa dan sekitarnya.
Bakal dicalonkan Bupati Minahasa, menjadikan Susi Sigar sebagai incaran isu sesat.
Susi disebut memiliki sikap politik yang berseberangan dengan Prabowo Subianto pada Pilres 2019 lalu.
Segelintir orang yang tidak mengerti rekam jejak Susi, pun kerap memosting isu hoaks bahwa Susi adalah pendukung Jokowi pada 2019.
Tudingan serampangan kepada Susi Sigar ini sempat nyasar dua Whatsapp grup (WAG). Kontennya hampir sama. Susi pendukung Jokowi.
Bahkan di salah satu grup WAG, Susi dituduh menerima proyek dari PDIP.
Terbaru, seorang simpatisan tokoh lain melempar isu serupa di WAG.
Sebaran informasi hoaks itu langsung direspon Susi Sigar.
Susi menjelaskan bahwa dirinya tidak ada kesamaan sikap politik dengan seseorang yang dituding relawan.
Susi keberatan, dengan tudingan bahwa dia adalah pendukung Jokowi di masa lalu.
"Saya mau membahas terlalu jauh soal tudingan itu. Kalau ada yang pegang bukti, tunjukan ke saya. Kapan, dimana, buktinya apa bahwa saya memenangan Jokowi di Pilpres 2019 lalu."
"Saya mohon dengan hormat tolong kirim datanya," kata Susi.
Sebelumnya, Susi Sigar juga kena hembusan informasi palsu yang disembur salah satu relawan.
Tulisan tersebut tidak mendapat afirmasi karena rupanya si pemosting adalah relawan salah satu balon Bupati Minahasa yang menjadi lawan politik Susi Sigar.
Sementara itu, Dirk Raranta, salah satu tim sukses Susi Sigar mengatakan, tudingan miring yang menyudutkan Susi sudah dibangun secara masif oleh lawan politik.
Pemicunya kata Dirk, karena tingkat elektabilitas dan popularitas Susi yang terus merangkak naik di masa menjelang Pilkada.
"Isu itu dibangun sekelompok orang yang kami sendiri sudah tahu mereka adalah relawan atau simpatisan beberapa figur di luar Susi Sigar. Tujuannya untuk menjatuhkan reputasi Susi Sigar. Dan jelas bahwa mereka tidak dapat mempertanggungjawabkan isu tersebut," jelas Raranta.
Diketahui, Susi untuk sementara waktu mengungguli ekeltabilitas figur lain.
Penulis: Redaksi